Tulisan ini saya ambil dari beberapa sumber dan kitab/buku yang bisa dipertanggungjawabkan. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Surat
Al-Fatihah
merupakan surat yang turun di Mekkah. Oleh karenanya, surat ini masuk
kategori surat Makiyyah. Surat yang terdiri dari 7 ayat ini disebut juga
dengan nama Ummul Kitab.
Dalam keterangan lain; dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda,
“Alhamdu lillahi rabbil ‘alamina adalah Ummul Qur’an, Ummul Kitab, Sab’ul Masani dan Al-Qur’anul Azim,” (HR At-Tirmidzi)
Al-Fatihah juga dinamakan dengan sebutan Al-Hamdu. Surat ini juga disebut dengan nama Ash-Shalat. Hal ini didasarkan pada hadits,
“Aku
bagikan shalat antara Aku dan hamba-Ku menjadi dua bagian. Apabila
seorang hamba mengucapkan, “Alhamdulillahi rabbil ‘alamin (Segala puji
bagi Allah, Tuhan semesta alam), maka Allah berfirman, “Hamba-Ku telah
memuji-Ku” (Hadits)
Disebut Ash-Shalat, karena surat Al-Fatihah merupakan syarat di dalam shalat.
Surat
Al-Fatihah dinamakan juga dengan syifa’, sebagaimana terdapat di dalam
riwayat Ad-Darimi dari Abu Sa’id ra, Rasulullah saw bersabda, “Fatihatul
Kitab (surat Al-Fatihah) merupakan obat penawar bagi segala jenis
racun.”
Nama lain dari surat Al-Fatihah adalah ruqyah, sebagaimana
yang disebutkan dalam hadits shahih. Yaitu ketika Abu Sa’id sedang
mengobati seorang laki-laki yang tersengat kalajengking. Ketika bertemu
dengan Rasulullah, beliau bersabda, “Siapakah yang memberi tahu kamu
bahwa surat Al-Fatihah itu adalah ruqyah.”
Masih banyak lagi nama-nama lain dari Surat
Al-Fatihah.
Ada yang menamakan dengan Asasul Qur’an (fondasi Al-Qur’an), Al-Waqiyah
dan Al-Kafiyah. Selain itu, ada yang menamakannya dengan Al-Kanz.
Ada perbedaan pendapat tentang dimanakah turunnya surat
Al-Fatihah.
Ibnu Abbas ra., Qatadah dan Abul Aliyah berpendapat bahwa surat ini
turun di Mekkah. Namun juga ada yang berpendapat bahwa surat
Al-Fatihah
merupakan surat Madaniyah alias turun di Madinah. Pendapat ini dianut
merupakan pendapat Abu Hurairah ra, Mujahid, Ata Ibnu Yasar dan
Az-Zuhri. Ada lagi yang berpendapat bahwa Surat Al-Fatihah turun dua
kali. Pertama turun di Mekkah dan kedua turun di Madinah. Namun yang
terkuat dan mendekati kebenaran adalah pendapat yang pertama, yaitu
surat Al-Fatihah turun di Mekkah. Kesimpulan ini berdasarkan firman
Allah,
“Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang,” (QS Al-Hijr (15):87)
Surat
Al-Fatihah merupakan surat yang turun di Mekkah. Oleh karenanya, surat
ini masuk kategori surat Makiyyah. Surat yang terdiri dari 7 ayat ini
disebut juga dengan nama Ummul Kitab.
Dalam keterangan lain; dari
Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, “Alhamdu lillahi rabbil
‘alamina adalah Ummul Qur’an, Ummul Kitab, Sab’ul Masani dan Al-Qur’anul
Azim,” (HR At-Tirmidzi)
Arti Dan Makna Surat Al-fatihah
Ayat 1:

Bismillaahirrohmaanirohiim
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”.
Ummu
Salamah r.a. berkata, “Rasulullah saw. telah membaca
Bismillahirrahmanirrahim ketika membaca Fatihah dalam salat. (Hadis
da’if Riwayat Ibnu Khuzaimah).
Abu Hurairah r.a. ketika memberi
contoh salat Nabi saw. membaca keras-keras
Bismillahirrahmanirrahim. (HR. an-Nasa’i, Ibn
Khuzaimah, Ibnu Hibban dan al-Hakim).
Imam Syafii dan al-Hakim
meriwayatkan dari Anas r.a. bahwa Muawiyah ketika sembahyang di Madinah
sebagai imam, tidak membaca Bismillahirrahmanirrahim, maka ditegur oleh
sahabat Muhajirin yang hadir, kemudian ketika sembahyang lagi ia membaca
Bismillahirrahmanirrahim.
Adapun dalam mazhab Imam Malik tidak membaca Basmalah berdasarkan hadis Aisyah r.a. yang berkata,
“Biasa Rasulullah saw. memulai salat dengan takbir dan bacaannya dengan Alhamdu lillahi rabbil alamin. (HR. Muslim).
Anas
r.a. berkata, “Saya sembahyang di belakang Nabi saw., Abu Bakar, Umar,
Utsman dan mereka semuanya memulai bacaannya dengan Alhamdu lillahi
rabbil alamin”. (Bukhari, Muslim).
Dan sunat membaca
Bismillahirrahmanirrahim pada setiap perkataan dan perbuatan. karena
sabda Nabi saw. yang berbunyi: “Tiap urusan (perbuatan) yang tidak
dimulai dengan Bismillahirrahmanirrahim maka terputus berkatnya.”
Juga sunat membaca Basmalah ketika wudu, karena sabda Nabi saw.:
“Tiada sempurna wudu orang yang tidak membaca Bismillah”
Dan
sunat juga dibaca ketika menyembelih (membantai) binatang, juga sunat
ketika makan, karena sabda Nabi saw. ke- ada Umar bin Abi Salamah yang
berbunyi,
“Bacalah Bismillah, dan makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari yang dekat-dekat kepadamu”(HR.Muslim).
Juga membaca Basmalah ketika akan jima’ (bersetubuh) sebagaimana riwayat Ibn Abbas r.a. Rasullah saw. bersabda:
“Jika
salah satu dari kamu akan bersetubuh (jima’) dengan istrinya membaca,
“Dengan nama Allah, ya Allah jauhkan kami dari setan, dan jauhkan setan
dari rezeki yang Tuhan berikan kepada kami. Jika ditakdirkan mendapat
anak maka anak tersebtu tidak mudah diganggu oleh setan untuk
selamanya”. (HR. Bukhari, Muslim).
Bismillah ( Dengan nama ALLAH )
Dengan
nama Allah. Susunan kalimat yang demikian ini dalam bahasa Arab berarti
ada susunan kata-kata yang mendahuluinya yaitu: Aku mulai perbuatan ini
dengan nama Allah, atau: Permulaan dalam perbuatanku ini dengan nama
Allah; untuk mendapat berkat dan pertolongan rahmat Allah sehingga dapat
selesai dengan sempurna dan baik. Juga untuk menyadari kembali sebagai
makhluk Allah, bahawa segalanya bergantung kepada rahmat kurnia Allah.
Hidup, mati dan daya upaya semata-semata terserah kepada rahmat kurnia
Allah Azza wa Jalla.
ALLAH
Nama Zat Allah Ta’ala.
Nama Allah khusus bagi Allah, tidak dinamakan pada zat yang lain selain
Allah. Haram menamakan dengan nama Allah pada zat yang lain selain Allah
melainkan dengan menyandarkan sesuatu seperti Abdullah (hamba Allah)
atau Amatullah (hamba perempuan Allah).
Ar-Rahman Ar-Rahim (Yang Maha Murah Yang Maha Penyayang)
Ar-Rahman
(Yang Pemurah) yakni yang penuh rahmatNya kepada semua makhluk di dunia
hingga di akhirat, kepada yang mukmin maupun yang kafir. Adapun
Ar-Rahim (Yang Penyayang) khusus rahimNya buat kaum mukmin sahaja.
Firman
Allah: “Arrahman alal arsyi istawa”, untuk menunjukkan bahwa rahmat
Allah meliputi (memenuhi) seiuruh Arsy. Dan firman Allah: “Wa kaana bil
mu’miniina rahiima” (Dan terhadap kaum mukminin sangat belas kasih).
Nama
Rahman ini juga khusus bagi Allah, tidak dapat dipakai oleh
lain-lainNya. Karena itu ketika Musailama al-Kadzdzab berani menamakan
dirinya Rahmanul Yamamah, maka Allah membuka kepalsuan dan kedustaannya,
sehingga dikenal di tengah-tengah masyarakat Musailamah al-Khadzdzab
bukan sahaja bagi penduduk kota bahkan orang-orang Baduwi juga
menyebutnya Musailamah al-Khadzdzab iaitu Musailamah Yang Pembohong.
Kesimpulan
di dalam asma (nama-nama) Allah ada yang dapat dipakai oleh lain-Nya
dan ada juga yang tidak dapat dipakai oleh lain-Nya seperti Allah,
Ar-Rahman, Al-Khalik, Ar-Razak dan lain-lainnya. Dan yang boleh seperti
Ar-Rahim, As-Sami’, Al-Bashir seperti firman Allah, “Faja’alnaahu
samii’an bashiira” (Maka Kami jadikan manusia itu mendengar lagi
melihat).
Ayat 2:

Alhamdu lillaahi robbil ‘alamiin
“Segala puja dan puji bagi Allah, Tuhan yang memelihara alam semesta.”
Ibn
Jarir berkata, “Alhamdu lillah, syukur yang ikhlas melulu kepada Allah
tidak kepada lain-lain-Nya daripada makhluk-Nya, syukur itu karena
nikmat-Nya yang diberikan kepada hamba dan makhluk-Nya yang tidak dapat
dihitung dan tidak terbatas, seperti alat anggota manusia untuk
menunaikan kewajiban taat kepada-Nya, di samping rezeki yang diberikan
kepada semua makhluk manusia, jin dan binatang dari berbagai
perlengkapan hidup, karena itulah maka pujian itu sejak awal hingga
akhirnya tetap pada Allah semata-mata.
Alhamdullilah
Puji-pujian ada empat :
- Pujian Allah kepada Allah (Dzatnya sendiri)
- Puji Allah kepada makhluk (ciptaanNya)
- Puji makhluk kepada Allah
- Puji makhluk kepada makhluk
Semua pujian ini hakikatnya kembali kepada Allah oleh sebab itu
segala puji bagi Allah
Pujian
Allah pada diri-Nya, yang mengandung tuntunan kepada hamba-Nya supaya
mereka memuji Allah seperti seakan-akan perintah Allah, “Bacalah olehmu
Alhamdulillah”.
Alhamd pujian dengan lidah terhadap sifat-sifat
pribadi, maupun sifat yang menjalar kepada orang lain, sebaliknya syukur
itu pujian terhadap sifat yang menjalar, tetapi syukur dapat
dilaksanakan dengan hati, lidah dan anggota badan. Alhamd berarti memuji
sifat keberanian, kecerdasan-Nya atau karena pemberian-Nya. Syukur
khusus untuk pemberian-Nya. Alhamd (puji) lawan kata Adzzam (cela).
Ibn
Abbas r.a. berkata, Umar r.a. berkata kepada sahabat- sahabat, “Kami
telah mengerti dan mengetahui kalimat Subanallah, laa ilaha illallah dan
Allahu Akbar, maka apakah Alhamdu Lillahi itu?” Jawab Ali r.a., “Suatu
yang dipilih oleh Allah untuk memuji Zat-Nya”.
Ibn Abbas berkata,
‘Alhamdu Lillah kalimat syukur, maka jika seorang membaca Alhamdu
Lillah, Allah menjawab, “HambaKu telah syukur pada-Ku”.
Jabir bin
Abdullah r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda: Seutama-utamanya zikir
ialah “La ilaha illallah”, dan seutama-utamanya doa ialah “Alhamdu
Lillah”. (HR. at-Tirmidzi, hadis Hasan Gharib).
Anas. bin Malik
r.a. berkata, Nabi saw. bersabda: Tiadalah Allah memberi nikmat kepada
seorang hamba- Nya, kemudian hamba itu mengucap “Alhamdulillah”,
melainkan apa yang diberi itu lebih utama (afdhal) dari yang ia terima.
Maksudnya ucapan “Alhamdulillah” lebih besar nilainya dari nikmat dunia
itu). (HR. Ibnu Majah).
Anas r.a. juga meriwayatkan Nabi saw.
bersabda, “Andaikan dunia sepenuhnya ini di tangan seorang dari umatku
kemudian ia membaca ‘Alhamdulillah’ maka pasti kalimat Alhamdulillah
lebih besar dari dunia yang di tangannya itu”. Awalan ‘Al’ dalam
kalimat Al-hamdu berarti segala jenis puja dan puji bagi Allah.
Sebagaimana tersebut dalam hadis “Allahumma lakal hamdu kulluhu walakal
mulku kulluhu wa biyadikal khair kullihi wa ilaika yar ji’ul amru
kulluhu” (Ya Allah bagi-Mu segala puji semuanya, dan bagi-Mu
kerajaan semuanya dan di tangan-Mu kebaikan semuanya, dan kepada-Mu
kembali segala urusan semuanya).
Rabb
Berarti
pemilik yang berhak penuh, juga berarti majikan, juga yang memelihara
serta menjamin kebaikan dan perbaikan, dan semua makhluk alam semesta.
Alamin
Alam
ialah segala sesuatu selain Allah. Maka Allah; Rabb dari semua alam itu
sebagai pencipta, yang memelihara, memperbaiki dan menjamin.
Sebagaimana tersebut dalam surat asy- Syu’araa 23-24.
Fir’aun bertanya, “Apakah rabbul alamin itu?”
Jawab
Musa, “Tuhan Pencipta, Pemelihara penjamin langit dan bumi dan apa saja
yang di antara keduanya, jika kalian mahu percaya dan yakin.”
Alam
itu juga pecahan dari alamat (tanda) sebab alam ini semua menunjukkan
dan membuktikan kepada orang yang memperhatikannya sebagai tanda adanya
Allah Tuhan yang menjadikannya.
Ayat 3:

Arrohmaanirrohiim
“Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang.”
Ar-
Rahman; yang memberi nikmat yang sebesar-besarnya seperti nikmat makan, minum, harta benda dan lain-lain.
Ar-
Rahim;
yang memberi nikmat yang halus sehingga tidak terasa, seperti nikmat
iman dan islam. Jika anda akan menghitung nikmat kurnia Allah maka
takkan dapat menghitungnya.
Ayat 4:

Malikiyaumiddiin atau maaliki yaumiddiin
“Raja yang menguasai hari pembalasan”
Maliki
Dapat dibaca:
Maliki (Raja), dan
Maaliki (Pemilik – Yang Memiliki).
Maaliki
sesuai dengan ayat: “Sesungguhnya Kami yang mewarisi bumi dan semua
yang di atasnya, dan kepada Kami mereka akan kembali.” (Maryam 40).
Maliki sesuai dengan ayat: Katakanlah, “Aku berlindung dengan Tuhannya manusia. Rajanya manusia”. (an-Naas 1-2)
“Bagi siapakah kerajaan pada hari ini (hari kiamat)? Bagi Allah Yang Esa yang memaksa (perkasa).” (al-Mu’min = Ghafir 16).
Kerajaan yang sesungguhnya pada hari itu hanya bagi Ar: Rahman. (al-Furqan 26).
Ad-Din (Pembalasan dan Perhitungan).
Sesuai dengan ayat: “Apakah kami akan dibalas (diperhitungkan)”. (as-Shafaat 53).
Umar
r.a. berkata, “Adakan perhitungan bagi (hitunglah) dirimu sebelum kamu
dihisab (diperhitungkan) dan pertimbangkan untuk dirimu sebelum kamu
ditimbang, dan siap-siaplah untuk menghadapi perhitungan yang besar,
menghadap kepada Tuhan yang tidak tersembunyi pada-Nya sedikit pun dari
amal perbuatanmu. Pada hari kiamat kelak kalian akan dihadapkan kepada
Tuhan dan tidak tersembunyi pada-Nya suatu apa pun.”
Ayat 5:

“Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin.”
“Hanya kepadaMu (Allah) kami mengabdi (menyembah) dan hanya kepada-Mu pula kami minta pertolongan.”
Adh-Dhahaak dari Ibn Abbas berkata,
“Iyyaka na’budu bermaksud Kepada-Mu kami menyembah mengesakan dan takut dan berharap, wahai Tuhan tidak ada lain-Mu”. Dan
Iyyaka nasta’in bermaksud “Kami minta tolong kepada-Mu untuk menjalankan taat dan untuk mencapai semua hajat kepentinganku”
Qatadah
berkata : Dalam Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in, Allah menyuruh
supaya tulus ikhlas dalam melakukan ibadat kepada Allah dan supaya
benar-benar mengharap bantuan pertolongan Allah dalam segala urusan.”
Dalam kalimat ini didahulukan kata
iyyaka (Hanya kepadaMu) kemudian
na’budu (kami menyembah) terdapat penekanan makna kekhususan jika dibandingkan dengan kebalikannya na’budu iyyaka.
Kemudian
kata na’budu lebih dulu dari
kata nasta’in,
mengandung makna sudah selayaknya kita mendahulukan peribadahan kepada
Allah dari pada memohon pertolongan dariNya. Sebab tidak sopan dan
kurang tata krama seorang hamba meminta gaji atau bayaran atau
pertolongan kepada majikannya sebelum dia melakukan perintah majikan
tersebut. Hal ini hendaknya dipahami oleh manusia yang mengaku sebagai
hamba Allah. Kerjakan dulu perintah Big Boss baru kemudian minta bayaran
atau kalau sabar tunggu saja pasti Big Boss akan memberi bayaran tanpa
harus diminta.
Ayat 6:

Ihdinashshiroothol mustaqim
“Tunjukilah kami jalan yang lurus”
Shiraathal
mustaqiim, jalan yang lurus yang tidak berliku-liku. Shiraatal
mustaqiim, ialah mengikuti tuntunan Allah dan Rasulullah saw.
Juga
berarti Kitab Allah, sebagaimana riwayat dari Ali r.a. yang mengatakan
bahwa Rasulullah saw. bersabda,”Asshiratul mustaqiim kitabullah’.
Juga berarti Islam, sebagai agama Allah yang tidak akan diterima lainnya.
An Nawas bin Sam’aan r.a. mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda:
“Allah
mengadakan contoh perumpamaan suatu jalan (shirrat) yang lurus, sedang
di kanan-kiri jalan ada dinding dan di pagar ada pintu-pintu terbuka,
pada tiap pintu ada tabir yang menutupi pintu, dan di muka jalan ada
suara berseru, “Hai manusia masuklah ke jalan ini, dan jangan
berbelok dan di atas jalanan ada seruan, maka bila ada orang yang akan
membuka pintu diperingatkan, ‘Celaka anda, jangan membuka, sungguh jika
anda membuka pasti akan masuk’. Shiraat itu ialah Islam, dan
pagar itu batas-batas hukum Allah dan pintu yang terbuka ialah yang
diharamkan Allah- sedang seruan di muka jalan itu ialah kitab Allah, dan
seruan diatas shirat ialah seruan nasihat dalam hati tiap orang
muslim. (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, an-Nasa’i).
Tujuan ayat ini minta
taufik hidayah semoga tetap mengikuti apa yang diridhai Allah, sebab
siapa yang mendapat taufik hidayat untuk apa yang diridai Allah maka ia
termasuk golongan mereka yang mendapa nikmat dari Allah dari golongan
Nabi, shiddiqin, syuhada dan shalihin. Dan siapa yang mendapat taufik
hidayah sedemikian itu berarti ia benar-benar seorang muslim yang
berpegang pada kitab Allah dan sunnaturrasul, menjalankan semua perintah
dan meninggalkan semua larangan syareat agama.
Jika ditanya, “Mengapakah seorang mukmin harus minta hidayah, padahal ia shalat itu berarti hidayah?”
Jawabnya, “Seorang memerlukan hidayah itu pada setiap saat dan dalam
segala hal keadaan kepada Allah supaya tetap terus terpimpin oleh
hidayah Tuhan itu, karena itulah Allah menunjukkan jalan kepadanya
supaya minta kepada Allah untuk mendapat hidayah, taufik dan
pimpinan-Nya. Maka seorang yang bahagia hanyalah orang yang selalu
mendapat taufik hidayah Allah.
Sebagaimana firman Allah dalam ayat
136, surat an-Nisa: “Hal orang beriman percayalah kepada Allah dan
Rasulullah” (an-Nisa 136).
Dalam ayat ini orang mukmin disuruh
beriman, yang maksudnya supaya terus tetap imannya dan melakukan semua
perintah dan menjauhi larangan, jangan berhenti di tengah jalan, yakni
istiqamah hingga mati.
Ayat 7:

Shiraathalladzina an’amta alaihim ghairil maghdhubi ‘alaihim waladh dhaallin
“(yaitu)
jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka,
bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang
sesat”
Inilah maksud jalan yang lurus itu, yaitu jalan yang dahulu
sudah pernah ditempuh oleh orang-orang yang mendapat rida dan nikmat
Allah ialah mereka yang tersebut dalam ayat 69 an-Nisa:
“Dan siapa
yang taat kepada Allah dan Rasulullah maka mereka akan bersama
orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah dari para Nabi,
shiddiqin, syuhada dan shalihin, dan merekalah sebaik-baik kawan.”
(an-Nisa 69)
Dilanjutkan oleh Allah dengan ayat:
“Dzalikal fadh lu minallahi wakafa billahi aliimaa” (Itulah kurnia Allah dan cukup Allah yang Maha Mengetahui.)
Ibnu
Abbas berkata, “Jalan orang-orang yang diberi nikmat oleh Tuhan kepada
mereka sehingga dapat menjalankan taat ibadat serta istiqamah seperti
Malaikat, Nabi-nabi, Shiddiqin, syuhada dan shalihin.
Bukan jalan
orang-orang dimurkai atas mereka, yaitu mereka yang telah mengetahui
kebenaran hak tetapi tidak melaksanakannya seperti orang-orang Yahudi,
mereka telah mengetahui kitab Allah, tetapi tidak melaksanakannya, juga
bukan jalan orang-orang yang sesat karena mereka tidak mengetahui.
Ady
bin Hatim r.a. bertanya kepada Nabi saw., “Siapakah yang dimurkai Allah
itu?” Jawab Nabi saw., “Alyahud (Yahudi)”. “Dan siapakah yang sesat
itu?” Jawab Nabi saw. “An-Nashara (Kristen/Nasrani)”.
Orang Yahudi
disebut dalam ayat “Man la’anahullahu wa ghadhiba alaihi”(Orang yang
dikutuk (dilaknat) oleh Allah dan dimurkai, sehingga dijadikan di antara
mereka kera dan babi).
Orang Nashara disebut dalam ayat “Qad
dhallu min qablu, wa adhallu katsiera wa dhallu an sawaa issabiil”
(Mereka yang telah sesat sejak dahulu, dan menyesatkan orang banyak, dan
tersesat dari jalan yang benar.)
Kesimpulan :
Surat ini
hanya tujuh ayat, mengandung pujian dan syukur kepada Allah dengan
menyebut nama Allah dan sifat-sifat-Nya yang mulia, lalu menyebut hal
Hari Kemudian, pembalasan dan tuntutan, kemudian menganjurkan kepada
hamba supaya meminta kepada Allah dan merendah diri pada Allah, serta
lepas bebas dari daya kekuatan diri menuju kepada tulus ikhlas dalam
melakukan ibadat dan tauhid pada Allah, kemudian menganjurkan kepada
hamba sahaya selalu minta hidayah taufik dan pimpinan Allah untuk dapat
mengikuti shirat mustaqiim supaya dapat tergolong dari golongan
hamba-hamba Allah yang telah mendapat nikmat dari golongan Nabi,
Siddiqin, Syuhada dan Shalihin. Juga mengandung anjuran supaya berlaku
baik mengerjakan amal saleh jangan sampai tergolong orang yang dimurkai
atau tersesat dari jalan Allah.
KASIAT SURAT AL-FATIHAH
- Barang
siapa membaca surah Al-Fatihah dalam keadaan berwudhu sebanyak 70 kali
setiap hari selama tujuh hari lalu ditiupkan pada air yang suci lalu
diminum maka ia akan memperolehi ilmu dan hikmah serta hatinya
dibersihkan dari fikiran yang rusak (kotor, mesum).
- Barang siapa
yang membaca ‘Al-Fatihah’ diwaktu hendak tidur, Surah ‘Al-Ikhlas’
sebanyak 3 kali dan Mu’awwidzatain maka ia akan aman dari segala hal
selain ajal. Dan siapa berhajat (berkeinginan sesuatu) kepada Allah SWT
kemudian dia membaca Al-Fatihah sebanyak 41 kali diantara sembahyang
sunat Subuh dan sembahyang fardu Subuh sampai 40 hari (tidak Lebih)
kemudian memohon kepada Allah SWT, Insyaallah Dia akan memenuhi
keperluannya.
- Barangsiapa membaca Fatihah berserta Bismillah
diantara sunat Subuh dan fardu Subuh dengan Istiqomah maka jika ia
menginginkan pangkat, terkabullah permohonannya dan kalau ia fakir maka
akan jadi kaya dan jika punya hutang maka ia akan mampu untuk
membayarnya dan kalau ia sakit maka akan sembuh serta kalau ia punya
anak maka anaknya itu menjadi anak yang soleh, berkat surah Al-Fatihah.
- Barangsiapa
mengamalkan bacaan Al-Fatihah sebanyak 20kali setiap selesai sembahyang
fardu lima waktu maka Allah SWT akan meluaskan rezekinya, menjdikan
baik akhlaknya, memudahkan urusannya, menghilangkan keperihatinannya dan
kesusahannya, menganugerahkan apa yang ia angan-angankan, ia akan
mendapatkan berbagai berkah, kebaikan dan kemuliaan, menjadikan ia
berwibawa, berpangkat luhur, berpenghidupan baik dan ia beserta
anak-anaknya akan terlindung dari kemudharatan, kerusakan serta
dianugerahkan kebahagiaan dsbnya.
- Barangsiapa mengamalkan bacaan
Al-Fatihah sebanyak 125 kali selesai sembahyang Subuh maka ia akan
memperoleh maksudnya dan menemukan apa yang dicari-cari serta sebaiknya
ia panjatkan doa : “Ya Allah, sesungguhnya
aku mohon kepada-Mu dengan kebenaran Surah Al-Fatihah dan rahasianya,
supaya dimudahkan bagiku semua urusanku, baik urusan dunia maupun urusan
akirat, agar diijabah permohonanku dan ditunaikan hajatku………..”
- Barangsiapa
mengamalkan bacaan Al-Fatihah diwaktu sahur (tengah malam) sebanyak 41
kali maka Allah SWT akan membukakan pintu rezeki baginya dan Dia akan
memudahkan urusannya tanpa payah dan kesulitan. Selesai bacaan
Al-Fatihah tersebut dan sebaiknya
berdoa:
“Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu dengan kebenaran surah
Al-Fatihah dan rahasianya, agar Engkau bukakan bagiku pintu-pintu
rahmatMu, karunia-Mu dan rezeki-Mu. Dan Engkau mudahkan setiap urusanku,
murahkanlah bagiku rezekiMu yang banyak lagi berkah tanpa kekurangan
dan tanpa susah payah, sesungguhnya Engkau berkuasa atas setiap sesuatu.
Aku mohon kepada-Mu dengan kebenaran surah Al-Fatihah dan rahasianya,
berikanlah apa yang kuhajati……..”
- Diriwayatkan dari Syeikh
Muhyiddin Ibnul Arabi didalam kitab ‘Qaddasallaahusirrahu’: “Siapa yang
punya maksud maka sebaiknya ia membaca surat Al-Fatihah sebanyak 40 kali
sehabis sembahyang Maghrib dan sunatnya, selesai itu ia ajukan
permohonan hajatnya kepada Allah SWT”
- Surat Al-Fatihah bisa
digunakan untuk mengobati penyakit mata, sakit gigi, sakit perut dan
lain-lainnya dengan dibacakan sebanyak 41
kali.
Caranya yaitu : Baca SurahAl-Fatihah sebanyak 40 kali pada tempat
berisi air, lalu air tersebut diusap-usapkan pada kedua belah tangan,
kedua belah kaki, muka, kepala dan seluruh badan, lalu sisanya diminum,
Insyaallah menjadi sembuh.
- Kalau Surah Al-Fatihah itu ditulis
dengan huruf-huruf terpisah lalu dileburkan dengan air suci dan
diminumkan kepada orang sakit, maka dengan kehendak Allah SWT ia akan
sembuh.
- Untuk menghilangkan sifat pelupa: Tulislah surat
Al-Fatihah dengan huruf Arab pada tempat putih dan suci lalu dihapuskan
dengan air dan diberi minum pada orang yang pelupa, maka ia akan hilang
sifat pelupanya dengan izin Allah SWT
- Mengobati sakit
disebabkan oleh sengatan kalajengking: Ambil sebuah tempat bersih lalu
diisi air dan sedikit garam lalu dibacakan padanya Surah Al-Fatihah
sebanyak 7 kali lalu diberi minum pada orang yang tersengat kala itu,
Insyaallah ia akan sembuh.
- Mengobati sakit gigi dan lain-lain:
Untuk dirinya sendiri = letakkan jari pada tempat yang sakit lalu
membaca Al-Fatihah dan berdoa sebanyak 7 kali: “Ya Allah, hilangkan
daripada keburukan dan kekejian yang aku dapati dengan doa Nabi-Mu yang
jujur (al- Amin) dan tetap disisi-Mu”.
- Mengobati penyakit gigi
orang lain: selesai membaca Al-Fatihah maka berdoa 7 kali: “Ya Allah,
hilangkan daripada orang ini keburukan dan kekejian yang aku dapati
dengan doa Nabi-Mu yang jujur (al- Amin) dan tetap disisi-Mu”.
- Menyembuhkan
penyakit mata yang kabur
(rabun)
Sabda Nabi Muhammad SAW : “Barangsiapa yang ingin menyembuhkan
kelemahan pandangannya (kabur/rabun) maka hendaklah dilakukan:
*
Memandang bulan pada awal bulan, jika tidak kelihatan atau terhalang
oleh awan dan lain-lain hal, lakukan pada malam kedua, bila tidak
berhasil coba pada malam ketiga atau begitu seterusnya hingga nampak
olehnya bulan itu.
* Apabila telah kelihatan, hendaklah ia menyapukan tangan kanannya kemata dengan membaca Al-Fatihah sebanyak 10 kali.
* Sesudah berdoa sebanyak 7 kali dengan doa ini: “al-Fatihah dawaa`un likulli daa`in birohmatika yaa arhamarroohimiin”
“Al-Fatihah itu menjadi obat tiap-tiap penyakit dengan rahmat Mu ya Tuhan yang pengasih penyayang.”
* Lalu mengucapkan “Yaa Rabbi” sebanyak 5 kali.
* Terakhir mengucapkan doa ini sebanyak 1 kali: “Allahummasyfi antasysyaafi wa’aafi antal ‘aafi”
“Ya Allah sembuhkanlah, Engkaulah yang menyembuhkan, Ya Allah sehatkanlah, Engkaulah yang menyehatkan”.
Banyak
sekali yang menemukan khasiat surat al-Fatihah, bahkan ada yang
menemukan khasiat surat ini lewat penggalan-penggalan ayat. Salah
satunya seperti yang dijelaskan oleh Ki Bayu Sejati dalam Budaya
Spritual dan Pusaka Leluhur.
Beliau menjelaskan tentang khasiat surat al-Fatihah ini dengan penggalan kalimat perkalimat dari surat al-Fatihah.
Simak penjelasan beliau :
Dalam
hadis sahih riwayat al-Bukhari mengatakan bahwa surah ini mampu menjadi
penawar bisa sengatan. Seorang sahabat telah diminta untuk mengobati
ketua penduduk (kaum)yang tengah disengat binatang berbisa. Lalu seorang
sahabat menjampinya dengan menggunakan surah al-Fatihah. Dengan izin
Allah ketua kaum itu sembuh.
Cara yang dilakukannya ialah dengan
membacakan surah al-Fatihah dengan mengumpulkan sedikit ludahan.
Kemudian ditiupkan dan disertai sedikit ludahan pada bagian badan yang
sakit itu. Bahkan diterangkan dalam kitab Fathul Bari (syarah Sahih
Bukhari), semua jenis penyakit bisa disembuhkan dengan dibacakan surah
ini.
Rasulallah SAW bersabda, “Aku ingin memberitahu kamu satu
surah yang paling afdal dalam al-Quran. Surah itu adalah surah al-Hamd (
al-Fatihah)
yang mempunyai tujuh ayat. Ayat-ayat ini adalah Sab’a Matsani (tujuh
yang berulang) dan dan mewakili seluruh al-Quran yang agung.”
Telah
di riwayatkan dari setengah ahli sufi bahwa segala yang terkandung
dalam kitab Allah yang terdahulu terdapat dalam al-Quran dan segala
kandungan al-Quran terdapat dalam dalam surah
al-Fatihah.
Adapun masing-masing ayat juga memilki fadhilah yang luar biasa, antara lain sebagai berikut:

Bila
ada orang sakit batuk, maka ayat “Alhamdulillaahi” ini ditulis pada
piring putih lalu dilebur dengan minyak wijen dan diminumkan.

Bila
ingin disayang dan dicintai oleh orang lain maka ayat “Robbil
‘aalamiin” ini ditulis pada piring putih dan dilebur dengan minyak wijen
lalu dipakai untuk minyak rambut. Insya Allah banyak orang yang sayang
dan mencintai.

Bila
ada tanaman yang kurus dan berpenyakit, akam ayat “arrohmaan” ditulis
pada piring putih dan dilebur dengan air tawar, kemudian air tsb
disiramkan pada tanaman tersebut. Insya Allah dengan berkat izin Allah
tanaman itu akan tumbuh subur dan terhindar dari penyakit.

Tulislah
ayat “arrohiim” pada kertas putih polos lalu dibawa serta, insya Allah
dapat menaklukan binatang buas dan semua musuh akan segera menjauh.

Untuk
tolak sihir atau pagar rumah, Ayat “Maliki yaumiddiin” ditulis pada
kertas putih polos kemudian masukkan dalam bumbung bambu lalu ditanam di
empat pojok rumah, Insya allah penghuni rumah akan terhindar dari
marabahaya.

Bila
ada tanaman yang diserang hama wereng, tikus, babi hutan, dan lain
sebagainya, jangan risau dan berputus asa. ambillah pulpen dan tulislah
ayat Iyyaa kana’ budu pada kertas putih yang tidak bergaris kemudian
lipat rapi sambil membaca iyyaa kana’budu terus menerus hingga selesai.
masukkan lipatan kertas yang sudah ditulis kedalam bumbung bambu dan
tancapkan keempat sudut sawah, ladang atau pekarangan yang diganggu
hama.

Untuk
selamat dari orang yang sedang mengamuk/marah atau binatang yang galak
maka bacalah ayat “Wa iyyaaka nastaiin’ sebanyak 7x kemudian tiupkan
kepada orang yang dimaksud maka seketika marahnya akan reda dan tidak
akan berbicara kecuali bahasa yang indah dan lembut menyejukkan hati.

Terkadang
kita disuatu tempat atau dihutan selalu tersesat jalan padahal
sebelumnya kita sudah mengetahui arah jalan yang sebenarnya. Jangan
bingung dan berputus asa. Tenangkan hati lalu sandarkan diri kepada Sang
Maha memberi petunjuk dengan melafazhkan ayat “Ihdinashshiroothol
musaqiim” dalam hati sambil memejamkan mata. Insya Allah akan datang
keajaiban seketika itu dan tidak akan tersesat jalan.

Bila
anda memiliki musuh dan mengancam akan membunuh atau mencelakai maka
segeralah mendekatkan diri pada Allah dengan hati yang penuh ikhlas pada
Allah sambil dihati membaca ayat ” Shirothollaladziina” berulang ulang
maka dengan kudrat irodat Allah musuh yang tadinya akan mencelakai itu
seketika berubah baik karena hilang kebenciannya dan musuh tadi tidak
akan memusuhi anda.

Ayat
“An ‘amta ‘alaihim” ini sungguh luar biasa, karena seketika sekeliling
kita tiba tiba akan berubah menjadi lautan api yang seakan siap melahap
siapa saja yang mengganggu. Caranya: ketika anda dalam keadaan
terdesak dan terancam oleh kepungan musuh atau perampok maka jangan
panik. Segeralah secepat kilat mengambil pasir/tanah kemudian bacakan
ayat tersebut lalu sebarkan ke arah musuh, maka musuh akan lari pontang
panting karena melihat lautan api dihadapan mereka.

Bila
dalam perjalanan anda kehabisan makan dan minuman karena bekal yang
dibawa habis, ambillah daun-daunan yang sekiranya dapat dimakan lalu
bacakan ayat “ghoiril maghdhu bi ‘alaihim” kemudian makanlah daun itu,
insya Allah laparnya akan hilang. Atau kalau tidak ada daun, bacalah
ayat tersebut dan tiupkan ke telapak tangan dan usapkan pada leher.
Insya Allah akan kuat menahan lapar sehingga menemukan makanan yang
dapat dimakan.

Ini
untuk mahabbah/kasih sayang. Bacalah berulang ulang “waladhdhoo liin”
dengan hati ikhlas dihadapan orang yang membenci anda, maka Allah akan
melunakkan dan melemahkan orang terbut sehingga kebenciannya menjadi
kasih dan sayang.

Nah..kita
selalu mengucapkan lafazh “Aamiin” tanpa mengetahui khasiat dan
keampuhannya. Keampuhannya antara lain: dapat menyembuhkan orang yang
sudah lama sakit. Caranya: bacakanlah pada bawang putih1 siung, pala 1
buah, cengkeh 7 butir, ditambah jintan hitam sedikit. Campurlah semua
dengan tulisan lafaz “aamin” pada kertas putih polos. Rebuslah dengan
air 1 liter, selama merebus lafaz amin terus dibaca hingga air menjadi 1
gelas dan minum sehari satu kali.
Semoga tulisan tentang surat
al-Fatihah ini bermanfaat, wallahu a’lam.