Kamis, 12 April 2012

Khasiat Surat Al Ikhlas

Surat al Ikhlas tergolong surat Makiyyah (turun di Mekkah). Meliputi empat ayat, tersusun dari lima belas kata dan terdiri dari empat puluh tujuh huruf.

Sabda Nabi Muhammad saw:
“Barangsiapa baca surat al Ikhlas sepuluh kali seusai mendirikan shalat subuh, niscaya seharian dirinya terjagakan berbuat dosa meski setan gigih menggoda berbuat dosa.”

Sabda Nabi Muhammad saw:
“Barangsiapa baca surat al Ikhlas sekali, ia beroleh pahala setara pahala seratus orang mati syahid.”
{Diriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab}
 
Sabda Nabi Muhammad saw:
“Barangsiapa baca surat al Ikhlas sekali, seakan-akan ia baca sepertiga Al Qur’an. Barangsiapa baca dua kali, seakan-akan ia baca dua pertiga Al Qur’an. Barangsiapa baca tiga kali, seakan-akan ia baca Al Qur’an seluruhnya. Barangsiapa baca surat al Ikhlas sebelas kali, maka Allah sediakan sebuah istana dari permata yaqut merah di surga kelak untuknya.”
{Diriwayatkan dari Anas bin Malik}

UBAY bin Ka’ab, Jabir bin Abdillah, Abu A’liyah , Asy Sya’biyi dan Ikrimah telah meriwayatkan bahwa asbabun nuzul, sebab turunnya, surat al Ikhlas terkait peristiwa berikut ini.

Pemuka-pemuka musyrik suku Quraisy Mekkah, diantaranya Amir bin Taufil dan Zaid bin Qais, sambangi Rasulullah saw. Mereka serangkan pertanyaan, “Heh, Muhammad. Sebutkan, Tuhanmu itu terbuat dari emas, perak, besi atau dari tembaga? Engkau tahu bukan, sesembahan kami terbuat dari bahan-bahan jelas seperti itu.”
Rasulullah saw bersabda, “Aku adalah utusan Allah. Sungguh tak ada sesuatu pun di dunia ini dan akhirat nanti yang bisa serupai Allah. Dan aku juga tidak akan berkata-kata tentang Allah dengan memperturutkan kata hatiku sendiri.”
Lantaran peristiwa itu Allah menurunkan firman-Nya: “Katakanlah (wahai Muhammad), Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu tempat bergantung. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia.” {QS Al Ikhlas : 1-4}

Riwayat yang lain juga menyebut sebab turunnya, asbabun nuzul, surat al Ikhlas berikut ini:
Rasulullah saw tinggalkan Mekkah hijrah ke Madinah, atas perintah Allah. Kaum musyrik mencium kepergian beliau lalu bergerombol di Dar An Nadwah, dekat rumah Abu Jahal. Mereka sepakat, “Barangsiapa bisa serahkan Muhammad, meski kepalanya saja, akan kami hadiahi seratus ekor onta paling mahal dan bagus, onta merah yang berpelupuk mata hitam.”
Suraqah bin Malik tergiur memetik hadiah besar. Ia lantang, “Aku akan ringkus Muhammad! Sekarang kalian siapkan saja seratus ekor onta terpilih untukku.”

Kuda pun Suraqah pacu kencang menapaki jejak hijrah Rasulullah saw. Lelaki musyrik ini berhasil juga susul Rasulullah saw. Pedang sudah ia hunus. Sekali tebas mampus, pikir Suraqah
Rencana Allah berbeda, dan menjadi bencana baginya. Bumi, yang sangat taat kepada Allah, hisap kaki kuda Suraqah sampai lutut. Kuda meringkik-ringkik, tuannya tak berkutik. “Muhammad, ampuni aku,” rengek Suraqah. Rasulullah saw berdoa kepada Allah agar kuda Suraqah dibebaskan. Dia, karena kasih-Nya ke Rasulullah saw, bebaskan kaki kuda Suraqah dari hisapan pasir gurun.

Perjalanan hijrah Rasulullah saw berlanjut.
Baru beberapa mil beliau berjalan, Suraqah menyusul lagi. Acungan kilauan pedangnya siap menikam Rasulullah saw dari belakang. Lagi-lagi kaki-kaki kuda Suraqah memerosok ke pasir hingga perutnya terbenam. Ia merajuk, “Muhammad, ampuni aku. Aku kapok, tak kan kuulangi perbuatanku lagi.” Rasulullah saw mendoakan KH M Fuad Riyadi0
lagi hingga kaki-kaki kuda terbebaskan.

Suraqah tidak lagi berani culas. Ia turun dari pelana kuda, langsung bersimpuh di depan onta Rasulullah saw. Suraqah tunduk, “Ya Muhammad. Tuhanmu demikian hebat seperti ini, siapakah Dia sebenarnya? Apa Dia terbuat dari bahan lebih mulia dari emas dan perak?”

Beliau tertegun. Untuk bersabda, Rasulullah saw hanya mendasarkan petunjuk dari firman-Nya, dan petunjuk untuk masalah ini belum ada firman. Allah lalu utus malaikat Jibril menyampaikan wahyu: “Katakanlah (wahai Muhammad), Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu tempat bergantung. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia.” {QS Al Ikhlash : 1-4}
Firman Allah yang baru saja Rasulullah saw terima segera dibacakan kepada Suraqah.
Suraqah menyambut, “Ya Utusan Allah. Ajarkanlah Islam padaku.” Ia bersyahadat. Rasulullah saw mengajarkan Islam kepadanya. Di waktu lalu ia amat jahat kepada nabi Muhammad saw kemudian berubah menjadi pengikut yang sangat taat.

SUATU ketika ada barisan orang jalan mengiring jenazah melintasi depan pondok Rasulullah saw.
Rasulullah saw menegur, agar mayit tak terganjal aral, kerabat yang mengiringkan, “Apa jenazah ini masih ada hutang?” Kerabatnya menjawab, “Ya Rasulullah saw. Dia masih berhutang empat dirham” Rasulullah saw lalu bersabda, “Kalian shalatkanlah jenazah. Aku enggan shalatkan mayit yang belum lunasi hutang, meski empat dirham.”
Detik itu malaikat Jibril turun tiba-tiba, “Ya Rasulullah saw. Allah limpahi salam untukmu.”

Allah utus malaikat Jibril, menyaru wujud seorang lelaki yang datang lunasi hutang mayit. Malaikat Jibril jelaskan, “Ya Rasulullah saw. Aku lunasi hutang mayit si Fulan, persis empat dirham. Shalatkanlah jenazahnya. Sungguh ia telah terampuni dosa-dosanya. Sungguh Allah akan ampuni pula dosa-dosa orang-orang yang turut shalatkan jenazahnya.”
Rasulullah saw bersabda, “Wahai Jibril. Bagaimana ia beroleh kemuliaan seperti ini?”

Malaikat Jibril menjawab, “Ia raih karomah, kemuliaan, ini berkat tiap hari ia baca surat al Ikhlas seratus kali. Sungguh di dalam surat al Ikhlas terkandung kejelasan sifat-sifat Allah juga pujian bagi-Nya.”

Barangsiapa baca surat al Ikhlas sekali saja selama hidup niscaya maut tak akan datang menjemput sebelum ia sempat melihat tempatnya di surga. Istimewa lagi bagi yang membacanya seratus kali, di dalam shalat lima waktu, kelak di hari kiamat ia akan beroleh syafa’at laksana para muqarrabin sekalipun ia pantas masuk neraka.

Tidak ada komentar: